Pages

Polusi Lingkungan Hidup karena Pabrik

Jenis-Jenis Polusi
Ada tujuh hal yang dikategorikan sebagai polusi, yaitu:

1. Sampah.
Sampah bisa didapat dari apa saja yang sudah tidak terpakai dan dibuang. Sampah merupakan sumber polusi udara karena baunya. Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan pembuangan dan daur ulang.
Pengurangan sampah dari sumber dilakukan dengan mengganti produk atau mengganti proses. Mengganti produk dengan memilih produk yang menurunkan potensi pencemaran lingkungan. Mengganti proses dilakukan dengan mengganti dan meningkatkan cara kerja menjadi lebih ramah lingkungan.
Daur ulang semestinya dilakukan secara efektif dengan mengurangi polusi sumber. Pekerja harus paham program daur ulang pabriknya dengan memastikan bahan sampah apa saja yang perlu untuk dibuang di area pembuangan dan bahan apa saja yang bisa didaur ulang.

2. Polusi tanah.
Terjadi karena adanya kontaminasi tanah karena zat-zat tertentu. Polusi tanah bisa terjadi ketika menuang oli ke tanah, tempah sampah penuh hingga sampah berjatuhan ke tanah, dan berkendara di tanah yang bukan jalan.

3. Polusi suara.
Bising merupakan suara yang selalu ada di sekitar area kerja sehingga mengganggu ketenangan dan pendengaran.
Cara mengurangi polusi suara dengan membuat peredam suara, menjauhkan peralatan pabrik dari jalan umum, menjadwal pekerjaan yang membuat bising, menggunakan peralatan yang lebih tenang, dan membangun pabrik jauh dari perumahan warga.

4. Polusi air.
Disebabkan karena tindakan manusia menebar racun dan zat berbahaya lain ke air. Beberapa penyebab polusi air, yaitu saluran beton yang basah, tumpahan area pencucian, kerusakan pipa oli bawah tanah, dan tumpahan bahan kimia.

5. Polusi udara yang meliputi debu, asap, dan gas di sekitar area kerja maupun lingkungan.
Cara mencegah polusi udara adalah dengan mentaati peraturan pembakaran sampah, membasahi jalan dan dnding tempat kerja agar debu tidak beterbangan, dan merawat peralatan produksi.

6. Gangguan. Polusi ini dapat berupa tindakan yang menganggu ketenangan hidup.

7. Getaran karena penggunaan peralatan yang dapat merusak struktur bangunan ataupun formasi alam.

Pabrik dan Pelestarian Lingkungan



Pabrik rentan menyebabkan berbagai maam polusi. Ada tujuh macam polusi yang terjadi di pabrik. Untuk melindungi lingkungan, dibutuhkan kesadaran pabrik untuk membuat peraturan. Peraturan itu antara lain meliputi:
  1. Mengatur standar pengelolaan sampah pabrik
  2. Memastikan oli dan zat kimia disimpan di tempat yang tidak menyebabkan polusi
  3. Menerapkan prosedur kerja yang aman dan menangani produk yang berpotensi menyebabkan polusi dengan baik
  4. Mengatur prosedur pengangkutan bahan-bahan yang berpotensi menyebabkan polusi
  5. Mentaati perundang-undangan dan izin khusus yang diberlakukan


Adapun yang bisa dilakukan oleh masing-masing karyawan adalah:
  1. Merencanakan pekerjaan dengan baik agar tidak mengakibatkan sesuatu yang merugikan
  2. Memastikan area kerja bersih dari sampah dan meletakkan sampah pada area yang sudah disediakan
  3. Menggunakan penampung pembuangan limbah dengan baik
  4. Tidak membakar sampah sembarangan
  5. Tidak mengosongkan zat kimia di area yang tidak seharusnya
  6. Menaati peraturan pabrik
  7. Tidak membersihan vegetasi tanpa permit


Manfaat Mencegah Polusi
Dengan mencegah polusi, ada beberapa manfaat yang bisa didapat, yaitu:
  1. Mencegah cidera atau penyakit jangka panjang pada karyawan dan masyarakat sekitar pabrik.
  2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengurangi polusi
  3. Mengurangi biaya operasional pabrik
  4. Mengurangi risiko kejahatan di lingkungan pabrik oleh oknum tidak bertanggung jawab
  5. Memperluas jaringan pabrik dengan teknologi yang lebih aman

Inovasi Penanganan Masalah Lingkungan dalam Optimalisasi Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Air di Kalangan Remaja

Indonesia adalah negara yang besar, diapit oleh 2 benua dan 2 samudra semakin mengukuhkan tingkat potensial wilayah geografis Nusantara sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, khususnya sumber daya air, didukung 70% wilayah Indonesia berupa lautan. Banyak potensi yang seharusnya dapat digali dan bisa membawa Indonesia menjadi negara yang maju. Namun, sayangnya potensi yang berlimpah tersebut kurang dikembangkan oleh seluruh pihak. Banyak kasus dan masalah yang justru menghiasi Negara Katulistiwa ini. Indonesia memiliki sumber daya air yang melimpah yaitu 6% dari persediaan air dunia atau sekitar 21% dari persediaan air Asia Pasifik, namun pada kenyataannya dari tahun ke tahun di berbagai daerah selalu terjadi kelangkaan dan kesulitan air bersih. Kecenderungan konsumsi air naik secara eksponensial, sedangkan ketersediaan air bersih cenderung berkurang akibat kerusakan dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar 15–35% per kapita per tahun. Penurunan kuantitas air lebih banyak disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air sehingga pada musim hujan air tidak sempat meresap ke dalam tanah sehingga terjadi banjir dan pada musim kemarau persediaan air berkurang karena suplai air dari mata air berkurang. Sementara itu penurunan kualitas lebih banyak disebabkan oleh pencemaran berbagai limbah dari industri, rumah tangga dan kegiatan pertanian. Seringkali terjadi anggapan bahwa persediaan air dalam keadaan tak terhingga karena air dapat terus menerus terbentuk melalui tahap daur hidrologi. Anggapan ini menimbulkan pola konsumsi air yang mengarah pada pemanfaatan yang tidak berkelanjutan.




Sebagai salah satu potret permasalahan sumber daya air yang melanda mayoritas kota besar di Indonesia, berawal dari tempat dibesarkannya penulis merasa gelisah terhadap permasalahan lingkungan yang turut melanda kota Pahlawan yang diperkirakan lambat laun akan menjadi kota beton ini. Surabaya memilki Kali Mas yang merupakan  anak cabang bagian hilir Sungai Brantas yang secara khusus melewati daerah perkotaan Surabaya. Mulai dari bagian hulu Sungai Brantas sampai dengan Kali Mas telah tercemar limbah padat atau cair dari berbagai kegiatan pertanian, industri, dan pemukiman, oleh karena itu kualitas air Sungai Brantas maupun Kali Mas mengalami pencemeran berupa bahan organik, unsur hara, dan padatan tersuspensi.

Berdasarkan Laporan Pemantauan terpadu Kualitas Air Sungai di Jawa Timur tahun 2004-2005 yang dilakukan oleh Bapedal Propinsi Jawa Timur dan Kantor Kementrian Lingkungan Hidup, Kali Mas sudah tercemar berat. Salah satu parameter yang diukur seperti DO (Dissolved Oxygen-kandungan Oksigen terlarut). DO dalam Kali Mas pada tahun 2005 terpantau 0,8 mg per liter. Padahal batas baku mutu, DO tidak boleh kurang dari 4 mg per liter.
 
Dibalik keindahan Kali Mas tersimpan masalah besar yang dapat mengancam masa depan kehidupan. Bukan hal baru bagi masyarakat Surabaya mengenai kenyataan bahwa, kini Kali Mas telah berubah menjadi lautan kopi susu. Warna coklat susu tercipta karena kotornya air sungai, sehingga kejernihan yang dulu tampak kini telah hilang bersamaan dengan masalah pencemaran air sungai.

Remaja sebagai generasi penerus masa depan dapat menjadi penggerak bagi gerakan anti pencemaran sumber daya air di Indonesia maupun di seluruh belahan dunia. Semangat dan energi yang dimilki para remaja akan berpengaruh besar terhadap sesuatu yang sedang dijalaninya. Anak usia sekolah merupakan kelompok penduduk terbesar yaitu 30% (65 juta) dari 236 juta penduduk Indonesia (sambutan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat dr. Budihardja, DTM&H, di Jakarta tanggal 29 Juli 2009). Sebagai generasi muda penerus bangsa, harus turut berperan aktif dalam upaya menjaga air bagi masa depan. Berperan aktif bukan berarti harus menemukan alat-alat canggih atau suatu ide besar yang hebat. Inovasi tidak harus selalu menciptakan suatu hal yang benar-benar baru, namun juga dapat memanfaatkan teknologi yang telah ada, contohnya internet.

Tindakan nyata diperlukan guna perwujudan sikap konkrit dalam mengatasi masalah lingkungan. Sikap dan kegiatan yang dilakukan manusia semakin melampaui batas. Penggunaan bahan serta tindakan yang dapat mencemari lingkungan, khususnya Sungai semakin menjadi-jadi dan menjauh dari kata normal.

GANAS (Gerakan Anti Pencemaran Anak Indonesia) merupakan inovasi penanganan masalah lingkungan dalam upaya optimalisasi teknologi pengelolaan sumber daya air berkelanjutan di kalangan remaja. GANAS adalah komunitas yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam satu visi, yaitu menjadi generasi cinta lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dengan menjaga dan tidak melakukan pencemaran serta bermanfaat bagi negara khusunya dan dunia umumnya dalam upaya pencegahan krisis air bersih dengan penggunaan serta optimalisasi ilmu dan teknologi sesuai dengan peran dan keprofesian masing-masing. Penulis berharap dengan adanya GANAS ini dapat menjadi efek domino positif bagi pengendalian dan penjegahan pencemaran air di seluruh Indonesia bahkan dunia.

Pencemaran air berbahaya dan dapat mengancam masa depan kehidupan karena air merupakan kebutuhan primer yang tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia. Jika sumber daya air rusak dan krisis air bersih terjadi maka nasib generasi yang akan datang pun turut dipertaruhkan. Maka, harus ada penanganan yang serius terhadap permasalahan lingkungan ini serta diperlukan integrasi kompak antar berbagai elemen baik pemerintahan, akademisi, remaja, dan juga masyarakat luas untuk mencapai tujuan menjaga kelestarian lingkungan demi berlangsungnya kehidupan sehat dan masa depan bersama.


Lingkungan yang Sejuk dan Indah


Dalam sebuah kehidupan sekarang banyak persoalan yang sangat rumit mulai  dari sebuah persoalan kecil hingga persoalan besar, semua itu di awali dan dipengaruhi dari sebuah lingkungan, lingkungan yang baik mempengaruhi perbuatan dan kelakuan yang baik, lingkungan yang buruk berpengaruh juga keburukan. Setiap tempat tinggal merupakan impian semua orang rumah yang sejuk indah bersih dan nyaman, dalam kehidupan meskipun sudah lama di senangi suatu hari akan menjadi sebuah kesedihan karena semua yang ada di dunia ini adalah hanya sementara.



Suatu hari ada seorang anak bertanya kepada ibunya, di teras rumah dengan dinginnya semilir angin malam hari:
Anak: "Ibu kenapa sekarang ini banyak polusi, kerusakan alam, dan banjir di mana mana?"
Ibu pun menjawab: "Anakku semua ini adalah karena pengaruh dari keadaan sekarang ini lihat diluar sana mereka buang sampah tidak pada tempatnya buang sampah di sungai yang bisa mengakibatkan banjir, menebang pohon-pohon yang tumbuh subur di hutan, penggunaan bahan bakar yang mencemari udara dan semua ini adalah perbuatan saudara-saudara kita yang ada di luar sana."
Anak: "Tapi, semua itu kan bisa dicegah kan, Bu?"
Ibupun menjawab lagi: "Iya, anakku. Semuanya bisa kita cegah dengan berbuat baik, membuang sampah pada tempatnya, menjaga lingkungan agar tetap bersih indah dan sejuk menanam pohon-pohon sebanyak mungkin. Semuanya akan indah, nak, jika kita bisa menjaga saling merawat. Namun, jika kita memporak porandakan kesatuan kita meluluh lantahkan urusan kita dan menciptakan perselisihan di antara kita maka semua itu akan hilang dan tak akan pernah kita temui lagi mungkin untuk anak cucu kita di kemudian hari tak akan bisa kita temui lingkungan yang sejuk, indah, damai dan asri."
Kata- kata indah dan menjaga lingkungan persaudaraan saling percaya akan menjadikan hidup lebih indah dan akan kita nikmati juga di masa akan datang.


Cintai Lingkungan, Yuk!


Akan sangat sulit untuk mengubah kebiasaan orang bila sudah terlambat. Contohkan aktifitas sehari-hari cinta lingkungan di rumah. Karena semua bermula dari keluarga.

Membuang Sampah
Membuang Sampah di Tempatnya. Ilustrasi/Foto: wordpress.com
Ajari anak mencintai kebersihan 
Jika mata anak terbiasa melihat lingkungan yang bersih, ia tidak akan merasa nyaman melihat lingkungan yang kotor. Beri contoh pada anak untuk membuang sampah pada tempatnya. Tempat sampah bisa dipisah antara sampah anorganik dan organik.

Berbagilah tugas dengan anak-anak dalam membersihkan rumah. Selain kita mendidik mereka untuk mencintai kebersihan, kita juga mendidiknya untuk memiliki tanggung jawab dengan merawat benda-benda yang ia miliki. 

Ubah barang lama menjadi barang baru 
Jika setiap rumah menyumbang satu kotak sampah setiap harinya, bayangkan banyaknya sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir. Agar tidak banyak sampah menumpuk, gunakan kembali benda-benda yang sekiranya bisa dipakai. Ubah benda-benda lama menjadi benda-benda baru. Kotak susu atau kotak pasta gigi misalnya, bisa dikreasi menjadi tempat pensil. Kerjakan bersama anak kita, hingga bisa terjalin keakraban satu sama lain. 

Menanam Pohon
Menanam Pohon. Ilustrasi: dok.mombi

Ajak anak menanam tumbuhan 
Tanam satu pohon, maka kita sudah ikut membantu menyelamatkan lingkungan hidup. Kegiatan menanam tumbuhan bersama anak akan menjadi kegiatan menyenangkan. Ajak anak melihat proses pertumbuhan tanaman. Dari bibit hingga menjadi bunga atau buah. Sembari menanam, uraikan juga betapa pentingnya pohon untuk masa depan Bumi. 

Biasakan hemat energi 
Menghemat energi adalah salah satu cara mencintai lingkungan hidup. Biasakan anak-anak untuk mematikan keran air, lampu, dan alat-alat elektronik bila tidak diperlukan. Bila pergi ke tempat yang berjarak dekat, usahakan tak pakai mobil. Jalan kaki atau naik sepeda pasti lebih sehat dan hemat.


Mendaur Ulang
Mendaur Ulang. Foto: wordpress.com
Jika setiap orang peduli pada lingkungan hidup, maka Bumi kita tentu akan menjadi lebih baik. Ayo, tanamkan kebiasaan mencintai lingkungan hidup pada anak-anak kita. Yuk, kita selamatkan bumi!(Wien/Mombi)

Membudayakan Cinta Lingkungan Hidup melalui Dunia Pendidikan


Dulu, Indonesia dikenal sebagai sebuah negeri yang subur. Negeri kepulauan yang membentang di sepanjang garis katulistiwa yang ditamsilkan ibarat untaian zamrud berkilauan sehingga membuat para penghuninya merasa tenang, nyaman, damai, dan makmur. Tanaman apa saja bisa tumbuh di sana. Bahkan, tongkat dan kayu pun, menurut versi Koes Plus, bisa tumbuh jadi tanaman yang subur.
Namun, seiring dengan berkembangnya peradaban umat manusia, Indonesia tidak lagi nyaman untuk dihuni. Tanahnya jadi gersang dan tandus. Jangankan tongkat dan kayu, bibit unggul pun gagal tumbuh di Indonesia. Yang lebih menyedihkan, dari tahun ke tahun, Indonesia hanya menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, tsunami, atau kekeringan seolah-olah sudah menjadi fenomena tahunan yang terus dan terus terjadi. Sementara itu, pembalakan hutan, perburuan satwa liar, pembakaran hutan, penebangan liar, bahkan juga illegal loging (nyaris) tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironisnya, para elite negeri ini seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.
Mengapa bencana demi bencana terus terjadi? Bukankah negeri ini sudah memiliki perangkat hukum yang jelas mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup? Bukankah Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional telah membangun kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup? Namun, mengapa korban-korban masih terus berjatuhan akibat rusaknya lingkungan yang sudah berada pada titik nadir? Siapa yang mesti bertanggung jawab ketika bumi ini tidak lagi bersikap ramah terhadap penghuninya? Siapa yang harus disalahkan ketika bencana dan musibah datang beruntun menelan korban orang-orang tak berdosa?

Saat ini agaknya (nyaris) tidak ada lagi tanah di Indonesia yang nyaman bagi tanaman untuk tumbuh dengan subur dan lebat. Mulai pelosok-pelosok dusun hingga perkotaan hanya menyisakan celah-celah tanah kerontang yang gersang, tandus, dan garang. Di pelosok-pelosok dusun, berhektar-hektar hutan telah gundul, terbakar, dan terbabat habis sehingga tak ada tempat lagi untuk resapan air. Satwa liar pun telah kehilangan habitatnya. Sementara itu, di perkotaan telah tumbuh cerobong-cerobong asap yang ditanam kaum kapitalis untuk mengeruk keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Polusi tanah, air, dan udara benar-benar telah mengepung masyarakat perkotaan sehingga tak ada tempat lagi untuk bisa bernapas dengan bebas dan leluasa. Limbah rumah tangga dan industri makin memperparah kondisi tanah dan air di daerah perkotaan sehingga menjadi sarang yang nyaman bagi berbagai jenis penyakit yang bisa mengancam keselamatan manusia di sekitarnya.
Sebenarnya kita bisa banyak belajar dari kearifan lokal nenek moyang kita tentang bagaimana cara memperlakukan lingkungan dengan baik dan bersahabat. Meski secara teoretis mereka buta pengetahuan, tetapi di tingkat praksis mereka mampu membaca tanda-tanda dan gejala alam melalui kepekaan intuitifnya. Masyarakat Papua, misalnya, memiliki budaya dan adat istiadat lokal yang lebih mengedepankan keharmonisan dengan alam. Mereka pantang melakukan perusakan terhadap alam karena dinilai bisa menjadi ancaman besar bagi budaya mereka. Alam bukan hanya sumber kehidupan, melainkan juga sahabat dan guru yang telah mengajarkan banyak hal bagi mereka. Dari alam mereka menemukan falsafah hidup, membangun religiositas dan pola hidup seperti yang mereka anut hingga kini. Memanfaatkan alam tanpa mempertimbangkan eksistensi budaya setempat tidak beda dengan penjajahan. Namun, sejak kedatangan PT Freeport Indonesia, keharmonisan hubungan masyarakat Papua dengan alam jadi berubah. Saya kira masih banyak contoh kearifan lokal di daerah lain yang sarat dengan pesan-pesan moral bagaimana memperlakukan lingkungan dengan baik.

Namun, berbagai peristiwa tragis akibat parahnya kerusakan lingkungan sudah telanjur terjadi. “Membangun tanpa merusak lingkungan” yang dulu pernah gencar digembar-gemborkan pun hanya slogan belaka. Realisasinya, atas nama pembangunan, penggusuran lahan dan pembabatan hutan terus berlangsung. Sementara itu, hukum pun makin tak berdaya menghadapi para “bromocorah” lingkungan hidup yang nyata-nyata telah menyengsarakan jutaan umat manusia. Para investor yang nyata-nyata telah membutakan mata dan tidak menghargai kearifan lokal masyarakat setempat justru dianggap sebagai “pahlawan” lantaran telah mampu mendongkrak devisa negara dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa.

Meskipun demikian, hanya mencari “kambing hitam” siapa yang bersalah dan siapa yang mesti bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup bukanlah cara yang arif dan bijak. Lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang membutuhkan partisipasi semua komponen bangsa untuk mengurus dan mengelolanya. Pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), semua warga masyarakat, dan komponen bangsa yang lain harus memiliki “kemauan politik” untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hidup dari ulah tangan jahil para preman dan penjahat lingkungan. Hal itu harus dibarengi dengan tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan lingkungan hidup yang nyata-nyata telah terbukti menyengsarakan banyak umat manusia. Pedang hukum harus benar-benar mampu memancung dan memenggal kepala para penjahat lingkungan hidup untuk memberikan efek jera dan sekaligus memberikan pelajaran bagi yang lain.

Yang tidak kalah penting, harus ada upaya serius untuk membudayakan cinta lingkungan hidup melalui dunia pendidikan. Institusi pendidikan, menurut hemat saya, harus menjadi benteng yang tangguh untuk menginternalisasi dan menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa yang kini tengah gencar menuntut ilmu. Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat perlu terus digali dan dikembangkan secara kontekstual untuk selanjutnya disemaikan ke dalam dunia pendidikan melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pola dan gaya penyajiannya pun tidak bercorak teoretis dan dogmatis seperti orang berkhotbah, tetapi harus lebih interaktif dan dialogis dengan mengajak siswa didik untuk berdiskusi dan bercurah pikir melalui topik-topik lingkungan hidup yang menarik dan menantang.
Lingkungan hidup yang disemaikan melalui dunia pendidikan tidak harus menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi disajikan lintas mata pelajaran melalui pokok-pokok bahasan yang relevan. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak cukup hanya menjadi tanggung jawab guru Geografi atau IPA saja, misalnya, tetapi harus menjadi tanggung jawab semua guru mata pelajaran.
Mengapa budaya cinta lingkungan hidup ini penting dikembangkan melalui dunia pendidikan? Ya, karena jutaan anak bangsa kini tengah gencar menuntut ilmu di bangku pendidikan. Merekalah yang kelak akan menjadi penentu kebijakan mengenai penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa melalui bangku pendidikan sama saja menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan yang makin parah. Dan itu harus dimulai sekarang juga. Depdiknas yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan harus secepatnya “menjemput bola” agar dunia pendidikan kita mampu melahirkan generasi masa depan yang sadar lingkungan dan memiliki kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat dan bangsanya. Nah, bagaimana? ***

Hutan-hutan Tenggelam yang Menakjubkan

Tahukah anda tentang hutan di dalam laut? Yang kita ketahui hanyalah hutan yang berada di daratan. Nah buat sekedar info aja ada hutan yang tempatnya di dalam air.

Tahu kenapa bisa begitu? Biasanya hutan yang ada didalam air terjadinya karena meluapnya permukaan air yang mengakibatkan hutan ini tenggelam didalamnya dan terkadang hanya sedikit bagian ujung dari pepohonan itu yang terlihat di atas air. Seperti inilah gambar hutan yang berada dalam air.
 
1. Lake Kaindy, Kazakhstan

Danau ini terletak di kedalaman hutan dengan ketinggian 2000m di atas permukaan laut. Terbentuk dari longsoran batu kapur dan pengendapan tanah. Danau ini membentuk bendungan alami dan sebuah ngarai yang indah.

Pesona Hutan dalam Air di Berbagai Belahan Dunia 

Danau ini memiliki panjang panjang 400m dengan kedalaman 30m. Pemandangan yang sangat indah dihadirkan disini. Sisa-sisa pohon yang tidak terendam, menjulang bagaikan paku-paku kreasi dari alam. Sedangkan bagian yang terendam air, nampak menyimpan misteri seperti hutan yang berumur ratusan tahun.nah kalo ini yang gambarnya kaya garis2 kurus itu yg pohonnya.

2. Danau Bezid, Romania

Terletak di wilayah Transylvania Rumania, keunikannya adalah tidak hanya pemandangan indah namun juga sisi mistis yang dihadirkan di sini. Terbentuk setelah seluruh desa Bezid kebanjiran, meninggalkan rumah-rumah di dasar danau dan hanya gereja lokal menara dan pohon-pohon masih terlihat menjulang di atas danau.

Pesona Hutan dalam Air di Berbagai Belahan Dunia 

Dahan-dahan dan ranting pohon yang tua terlihat menjulang ke atas permukaan air seperti tangan-tangan yang membawa pesan mistis. Waduk ini juga menyembunyikan sesuatu di bawah airnya, yaitu puing-puing desa yang tenggelam sehingga semakin menambah suasana indah dan juga misteri yang dihadirkan disana. menarik atau mengerikan?

3. Danau Periyar, India

Danau Periyar sebenarnya waduk buatan, untuk sebuah daerah banjir yang diciptakan pada tahun 1895 oleh pembangunan Bendungan Mullaperiyar. Tunggul pohon itu adalah sisa-sisa hutan yang dulu.

Pesona Hutan dalam Air di Berbagai Belahan Dunia 

Di sekitar danau kontur bukit-bukit yang berhutan menyediakan sumber air permanen untuk satwa liar lokal, dan ini dikatakan sebagai salah satu dari sedikit tempat di mana bendungan telah baik untuk di jadikan ekosistem.hehehe tetep dalam air kan.

4. Waduk Udawalawe, Sri Lanka

Waduk ini menyajikan pemandangan sisa-sisa ribuan pohon hutan yang mati akibat terendam air yang mengisi bendungan buatan ini. Banyak sekali binatang-binatang yang kehilangan habitatnya disini, Namun belakangan, waduk ini mulai kembali didatangi oleh berbagai kelompok dan jenis-jenis hewan yang ada di sekitar lingkungan waduk ini.

Pesona Hutan dalam Air di Berbagai Belahan Dunia 

Sering terlihat sekumpulan gajah-gajah yang sengaja mampir kesini, selain untuk minum ada juga yang bermain-main dengan mandi di sini. Tak ketinggalan pula mulai banyak jenis-jenis ikan baru yang kedapatan meghuni waduk ini.sayangnya dijadikan waduk.

5. Danau Volta, Ghana

Danau dibentuk oleh hidroelektrik Akosomba Dam, yang menyediakan pasokan listrik untuk banyak negara. Selesai dibangun pada tahun 1965, proyek ini memaksa sekitar 78.000 orang untuk melakukan relokasi permukiman baru, bersama dengan 200.000 hewan peliharaan mereka, sementara sekitar 120 bangunan dan tempat tinggal yang tak terhitung jumlahnya juga dihancurkan.

Pesona Hutan dalam Air di Berbagai Belahan Dunia 

Danau Volta merupakan potensi sumber daya yang menjanjikan, pemerintah Ghana berusaha untuk memanen 14 juta meter kubik kayu yang terendam, meskipun tidak tanpa kontroversi. Kayu keras tropis yang mungkin berharga, diawetkan oleh minimnya oksigen di dalam air. Tetapi beberapa mengatakan penebangan di dalam air bisa menjadi ancaman bagi nelayan dan mengganggu keseimbangan ekologi danau.

6. Danau Caddo, Texas

Danau misterius ini tampak seperti rawa-rawa dalam film horror. Danau ini tidak sepenuhnya tenggelam sehingga tumbuhan disini tidak begitu mati dan tidak begitu hidup. Namun dibalik keseraman tersebut terdapat keindahan yang luar biasa.

Pesona Hutan dalam Air di Berbagai Belahan Dunia 

Asli tumbuhan runjung tenggara Amerika Serikat, pohon-pohon Cypress berkembang dalam habitat lembab, dan beberapa individu dapat hidup selama lebih dari 1.000 tahun.
Baldcypresses, yang berkembang dalam habitat berawa, memiliki pertumbuhan yang khas yang disebut cemara lutut, woody proyeksi di atas air yang merupakan bagian dari sistem akar dan memberikan dukungan struktural dan stabilisasi di situs rawan banjir seperti ini.

7. Kampong Pluk, Kamboja

Di Kamboja dapat ditemukan hutan lain yang mengambang, terdiri dari pohon-pohon yang tumbuh keluar dari sebuah danau, akar kust mereka yang tersembunyi di bawah air.

Pesona Hutan dalam Air di Berbagai Belahan Dunia 

Pohon yang tumbuh di Kampung Pluk adalah bakau dan habitat hutan lainnya. Mereka adalah rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk monyet pemakan kepiting, serta manusia yang panen udang dan tinggal di rumah pohon/rumah apung.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup




Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.



1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah

Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.



2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)


Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

b. Pelestarian udara


Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan


Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai


Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.