Indonesia adalah negara yang besar, diapit oleh 2 benua dan 2 samudra
 semakin mengukuhkan tingkat potensial wilayah geografis Nusantara 
sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, khususnya sumber daya 
air, didukung 70% wilayah Indonesia berupa lautan. Banyak potensi yang 
seharusnya dapat digali dan bisa membawa Indonesia menjadi negara yang 
maju. Namun, sayangnya potensi yang berlimpah tersebut kurang 
dikembangkan oleh seluruh pihak. Banyak kasus dan masalah yang justru 
menghiasi Negara Katulistiwa ini. Indonesia memiliki sumber daya air 
yang melimpah yaitu 6% dari persediaan air dunia atau sekitar 21% dari 
persediaan air Asia Pasifik, namun pada kenyataannya dari tahun ke tahun
 di berbagai daerah selalu terjadi kelangkaan dan kesulitan air bersih. 
Kecenderungan konsumsi air naik secara eksponensial, sedangkan 
ketersediaan air bersih cenderung berkurang akibat kerusakan dan 
pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar 15–35% per kapita per 
tahun. Penurunan kuantitas air lebih banyak disebabkan oleh rusaknya 
daerah tangkapan air sehingga pada musim hujan air tidak sempat meresap 
ke dalam tanah sehingga terjadi banjir dan pada musim kemarau persediaan
 air berkurang karena suplai air dari mata air berkurang. Sementara itu 
penurunan kualitas lebih banyak disebabkan oleh pencemaran berbagai 
limbah dari industri, rumah tangga dan kegiatan pertanian. Seringkali 
terjadi anggapan bahwa persediaan air dalam keadaan tak terhingga karena
 air dapat terus menerus terbentuk melalui tahap daur hidrologi. 
Anggapan ini menimbulkan pola konsumsi air yang mengarah pada 
pemanfaatan yang tidak berkelanjutan.
Sebagai salah satu potret 
permasalahan sumber daya air yang melanda mayoritas kota besar di 
Indonesia, berawal dari tempat dibesarkannya penulis merasa gelisah 
terhadap permasalahan lingkungan yang turut melanda kota Pahlawan yang 
diperkirakan lambat laun akan menjadi kota beton ini. Surabaya memilki 
Kali Mas yang merupakan  anak cabang bagian hilir Sungai Brantas yang 
secara khusus melewati daerah perkotaan Surabaya. Mulai dari bagian hulu
 Sungai Brantas sampai dengan Kali Mas telah tercemar limbah padat atau 
cair dari berbagai kegiatan pertanian, industri, dan pemukiman, oleh 
karena itu kualitas air Sungai Brantas maupun Kali Mas mengalami 
pencemeran berupa bahan organik, unsur hara, dan padatan tersuspensi.
Berdasarkan
 Laporan Pemantauan terpadu Kualitas Air Sungai di Jawa Timur tahun 
2004-2005 yang dilakukan oleh Bapedal Propinsi Jawa Timur dan Kantor 
Kementrian Lingkungan Hidup, Kali Mas sudah tercemar berat. Salah satu 
parameter yang diukur seperti DO (Dissolved Oxygen-kandungan Oksigen 
terlarut). DO dalam Kali Mas pada tahun 2005 terpantau 0,8 mg per liter.
 Padahal batas baku mutu, DO tidak boleh kurang dari 4 mg per liter.
Dibalik
 keindahan Kali Mas tersimpan masalah besar yang dapat mengancam masa 
depan kehidupan. Bukan hal baru bagi masyarakat Surabaya mengenai 
kenyataan bahwa, kini Kali Mas telah berubah menjadi lautan kopi susu. 
Warna coklat susu tercipta karena kotornya air sungai, sehingga 
kejernihan yang dulu tampak kini telah hilang bersamaan dengan masalah 
pencemaran air sungai.
Remaja sebagai generasi penerus masa depan 
dapat menjadi penggerak bagi gerakan anti pencemaran sumber daya air di 
Indonesia maupun di seluruh belahan dunia. Semangat dan energi yang 
dimilki para remaja akan berpengaruh besar terhadap sesuatu yang sedang 
dijalaninya. Anak usia sekolah merupakan kelompok penduduk terbesar 
yaitu 30% (65 juta) dari 236 juta penduduk Indonesia (sambutan Direktur 
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat dr. Budihardja, DTM&H, di Jakarta
 tanggal 29 Juli 2009). Sebagai generasi muda penerus bangsa, harus 
turut berperan aktif dalam upaya menjaga air bagi masa depan. Berperan 
aktif bukan berarti harus menemukan alat-alat canggih atau suatu ide 
besar yang hebat. Inovasi tidak harus selalu menciptakan suatu hal yang 
benar-benar baru, namun juga dapat memanfaatkan teknologi yang telah 
ada, contohnya internet.
Tindakan nyata diperlukan guna perwujudan
 sikap konkrit dalam mengatasi masalah lingkungan. Sikap dan kegiatan 
yang dilakukan manusia semakin melampaui batas. Penggunaan bahan serta 
tindakan yang dapat mencemari lingkungan, khususnya Sungai semakin 
menjadi-jadi dan menjauh dari kata normal.
GANAS (Gerakan Anti Pencemaran Anak Indonesia) merupakan inovasi penanganan masalah lingkungan dalam upaya optimalisasi 
teknologi pengelolaan sumber daya air berkelanjutan di kalangan remaja. 
GANAS adalah komunitas yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa yang 
tergabung dalam satu visi, yaitu menjadi generasi cinta lingkungan yang 
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dengan menjaga dan
 tidak melakukan pencemaran serta bermanfaat bagi negara khusunya dan 
dunia umumnya dalam upaya pencegahan krisis air bersih dengan penggunaan
 serta optimalisasi ilmu dan teknologi sesuai dengan peran dan 
keprofesian masing-masing. Penulis berharap dengan adanya GANAS ini 
dapat menjadi efek domino positif bagi pengendalian dan penjegahan 
pencemaran air di seluruh Indonesia bahkan dunia.
Pencemaran air 
berbahaya dan dapat mengancam masa depan kehidupan karena air merupakan 
kebutuhan primer yang tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia. 
Jika sumber daya air rusak dan krisis air bersih terjadi maka nasib 
generasi yang akan datang pun turut dipertaruhkan. Maka, harus ada 
penanganan yang serius terhadap permasalahan lingkungan ini serta 
diperlukan integrasi kompak antar berbagai elemen baik pemerintahan, 
akademisi, remaja, dan juga masyarakat luas untuk mencapai tujuan 
menjaga kelestarian lingkungan demi berlangsungnya kehidupan sehat dan 
masa depan bersama.

 
0 komentar:
Posting Komentar